Austin-Sparks.net

Sahabat Kristus dan Panggilan Sorgawi

oleh T. Austin-Sparks

Bab 15 – Pokok Anggur yang Benar

Injil Yohanes, pasal 15. Kita telah melihat bahwa ada dua kitab dalam Perjanjian baru yang sepenuhnya membahas perkara yang khusus, yaitu transisi dari Yerusalem lama ke Yerusalem baru, dari Israel lama ke Israel baru: yang lama ditinggalkan, yang baru datang ke dalam pandangan, tetapi yang baru dibangun atas prinsip-prinsip rohani yang lama. Dua kitab yang dirujuk adalah Injil Yohanes dan surat kepada orang Ibrani.

Kami telah mengatakan bahwa di dalam Injil Yohanes ada 16 langkah dalam transisi ini. Sekarang, saya khawatir saya telah membuat kesalahan mengenai hal itu, karena saya telah menemukan beberapa langkah lagi hari ini! Namun saya tidak akan memasukkan mereka, saya tidak yakin apakah kami akan dapat membahas nomor enam belas, tetapi bagaimanapun juga, kami akan membahas nomor 15 malam ini. Dan langkah kelima belas dalam transisi ini ada di sini, di pasal kelima belas Injil Yohanes: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.” Sisa dari pasal ini sudah saudara ketahui dengan baik dan saya tidak akan membacanya sampai tuntas, tetapi akan merujuk kepadanya nanti.

Sebelum kami melanjutkan, kita harus membaca Perjanjian Lama. Pertama-tama, kitab Mazmur, Mazmur 80, ayat 8: “Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir, telah Kau halau bangsa-bangsa, lalu Kau tanam pohon itu.” Ayat 14: “Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini.”

Nubuat-nubuat Yesaya, pasal 5: “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.”

Nubuat Yeremia, pasal 2, ayat 21: “Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!” Pasal 6, ayat 9: “Beginilah firman Tuhan semesta alam: “Petiklah habis-habisan sisa-sisa orang Israel seperti pokok anggur dipetik habis-habisan. Kembalilah seperti pemetik buah anggur dengan tanganmu mencari-cari buah pada ranting-rantingnya.”

Nubuat Yehezkiel pasal 15, “Lalu datanglah firman Tuhan kepadaku: “Hai anak manusia, apakah kelebihan kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? Apakah orang mengambil kayunya untuk membuat sesuatu dari padanya ataukah membuat gantungan dari padanya untuk menggantungkan segala macam perkakas padanya? Sungguh, kayu itu dilemparkan ke dalam api untuk dibakar; kedua ujungnya habis dimakan api dan tengah-tengahnya sedang menyala, bergunakah lagi itu untuk membuat sesuatu? Lihat, sedangkan waktu ia masih utuh, tidak dipakai untuk sesuatu, apalagi sesudah dimakan api dan terbakar; apakah masih dapat lagi dipakai untuk sesuatu? Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: Seperti kayu anggur di antara kayu-kayu di hutan, yang Kulemparkan ke dalam api untuk dibakar, begitulah Aku lakukan terhadap penduduk Yerusalem.”

Nah, di situlah saudara memiliki latar belakang Israel lama. Apa Israel itu seharusnya menjadi, apa yang Israel gagal menjadi, dan takdir Israel itu – “Dilemparkan ke dalam api.” Jelas dari Kitab Suci ini bahwa Israel disebut, “pokok anggur Allah”, tetapi pokok anggur itu menjadi pokok anggur palsu dan Allah harus melemparkannya ke dalam api. Pokok anggur itu telah berada di dalam api selama hampir dua puluh abad ini.

Namun, ketika Allah melemparkan pokok anggur itu ke dalam api, Ia menghasilkan pokok anggur yang lain. Kami telah mengatakan bahwa Injil Yohanes ini menguraikan tentang pembuangan Israel lama dan masuknya Israel baru. Kita telah melihat bahwa berbagai nama Israel telah diambil alih ke dalam Israel yang baru, dan di sini, di dalam pasal ini “pokok anggur” diambil alih. Ketika Yesus berkata, “Akulah pokok anggur yang benar,” Ia menekankan kata “benar” itu. Jika saudara dapat mendengar Dia mengatakannya, saudara akan mendengar Dia mengatakannya seperti ini: “Akulah pokok anggur yang BENAR.” Dan implikasinya sangat jelas: “Aku menggantikan pokok anggur yang palsu. Pokok anggur yang palsu telah dibuang; Akulah pokok anggur yang benar yang menggantikan tempatnya.”

Kami telah menerima untuk sementara waktu bagaimana Israel keliru terhadap sifat dan tujuannya itu sendiri.

Apakah sifat dari pokok anggur? Ini adalah sifat pokok anggur untuk menyebar jauh dan luas. Di Inggris dan Skotlandia, kami memiliki setidaknya dua pokok anggur yang panjangnya sama dengan ruangan ini. Pokok-pokok anggur itu menyebar ke kanan dan ke kiri, dan selalu menjulu untuk menutupi lebih banyak tempat lagi. Ini bukanlah sifat pokok anggur untuk hanya bertumbuh lurus ke atas. Ini adalah sifat pokok anggur untuk menjulur ke luar; itulah sifat dari pokok anggur: untuk memperluas dirinya.

Israel dibangkitkan untuk tujuan ini: untuk mengulurkan tangan mereka guna merangkul bangsa-bangsa: “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa” adalah kata-katanya. “Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.” Israel hanya dibangkitkan oleh Allah untuk menjadi kesaksian bagi semua bangsa, untuk membawa pengetahuan tentang Allah ke seluruh dunia. Ini adalah panggilan Israel untuk memenuhi tujuan secara dunia dan penglihatan secara dunia. Israel dimaksudkan untuk menjadi bangsa misionaris Allah kepada seluruh dunia, tetapi alih-alih merangkul bangsa-bangsa, mereka justru mengecualikan bangsa-bangsa. Mereka membangun tembok di sekeliling diri mereka dan berkata, “Kamilah umatnya dan yang lainnya adalah anjing-anjing.” Mereka menyebut orang-orang bukan Yahudi sebagai “anjing-anjing”.

Mereka menutup diri kepada diri mereka sendiri, mereka menjadi orang-orang yang eksklusif, dan dengan demikian mereka bertentangan dengan sifat dan misi mereka sendiri. Eksklusivitas adalah kontradiksi dengan sifat Israel itu sendiri – dan eksklusivitas selalu merupakan kontradiksi dengan sifat Ilahi karena tidak tertulis dalam Kitab Suci: “Karena begitu besar kasih Allah akan bangsa Yahudi, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Ada tertulis: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini …” Kasih Allah itu sendiri bertentangan dengan eksklusivitas mereka. Hakikat Allah itu sendiri di antara mereka dilanggar dengan cara itu. Untuk berbalik kepada diri mereka sendiri, atau kepada diri kita sendiri, selalu merupakan pelanggaran terhadap panggilan Ilahi. Bagi setiap orang atau setiap individu yang menjadikan diri mereka sebagai tujuan dalam diri mereka sendiri adalah dosa. Itulah sebabnya, dalam tatanan alam – ketika alam adalah normal – sebuah keluarga akan berkembang. Tuhan menetapkan hukum ini tepat di awal sejarah manusia; Ia berkata kepada Adam dan Hawa [yang dimaksudkan adalah Nuh]: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi.” Ini adalah sifat alami dari segala sesuatu berdasarkan ketetapan Allah. Dan saya katakan, ketika segala sesuatu berjalan normal, tidak ada hidup yang menjadi tujuan dalam dirinya sendiri. Tentu saja, saya tahu beberapa pengecualian di mana hal ini tidak mungkin dilakukan, tetapi saya sedang berbicara tentang jalan yang biasanya. Dalam sifat alami dari segala sesuatu, biasanya, Allah menghendaki hidup untuk menjadi hidup yang terus berkembang dan siapa pun yang dengan sengaja melanggar hukum itu akan menjadi akhir dalam dirinya sendiri dan akan berdosa terhadap hukum Allah.

Sekarang, Israel dipanggil untuk berkembang dan memenuhi bumi dengan pengetahuan tentang Tuhan. Israel menyembunyikannya dari bangsa-bangsa lain, berbalik kepada diri mereka sendiri, menjadikan diri mereka sebagai tujuan dalam diri mereka sendiri. Dan Allah turun atas hal itu dan berkata: “Baiklah! Kamu akan menjadi akhir dalam dirimu sendiri.” Penghukuman Allah biasanya merupakan penegasan atas pilihan kita sendiri!

Nah, itulah sifat Israel dan itulah pelanggaran Israel terhadap sifat mereka sebagai pokok anggur. Alih-alih meluas ke dunia, pokok anggur itu malah menyempit ke dalam dirinya sendiri; apa pun yang seperti itu selalu berakibat fatal.

Nah, itu adalah sifatnya, bagaimana dengan tujuannya? Nah, jelas sekali tujuan dari pokok anggur adalah untuk menghasilkan buah. Pokok anggur dimaksudkan untuk berbuah anggur, dan dari buah anggur akan keluar anggur minum. Tahukah saudara bahwa dalam Perjanjian Lama, anggur selalu menjadi simbol hidup. Anggur berarti hidup; itulah sebabnya kita memilikinya di Perjamuan Tuhan. Anggur melambangkan darah-Nya, dan dalam darah-Nya ada hidup. Ia sendiri menyebutnya “hasil pokok anggur”. Ia tidak berkata: “Aku tidak akan minum lagi darah-Ku sampai pada hari Aku meminumnya di dalam Kerajaan Bapa-Ku,” Ia berkata: “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya di dalam Kerajaan Bapa-Ku.” Buah anggur dan anggur minum adalah simbol kehidupan.

Israel lama dipanggil untuk melayani hidup Allah kepada segala bangsa-bangsa. Ketika saudara membaca Injil-Injil ini dan saudara melihat buah apa yang dihasilkan Israel, itu sama sekali bukan hidup. Itu sesungguhnya adalah maut. Itu adalah buah yang asam. Semua orang yang mencicipi buah Israel itu berpaling dan berkata: “Kami tidak menginginkan apa pun lagi; ini bukanlah hidup, ini adalah maut.” Injil sungguh penuh dengan kebenaran itu.

Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang benar,” “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia,” wajah manusia menjadi cerah ketika mereka mengecap Dia.

Nah, apakah saudara memperhatikan satu hal yang kita baca dari Perjanjian Lama tentang pokok anggur? Ayat-ayat dalam Yehezkiel 15 itu, di sana kita membaca bahwa pokok anggur tidak memiliki tujuan lain dalam keberadaannya selain untuk menghasilkan buah. Pernahkah saudara melihat sesuatu yang terbuat dari pokok anggur? Saudara belum pernah melihat meja yang terbuat dari pokok anggur, saudara belum pernah melihat bejana yang terbuat dari pokok anggur, saudara bahkan belum pernah melihat tongkat yang terbuat dari pokok anggur! Saudara tidak dapat melakukan apa pun dengan pokok anggur, itulah yang dikatakan Yehezkiel, “Apakah orang mengambil kayunya untuk membuat gantungan dari padanya untuk menggantungkan segala macam perkakas padanya?” Sama sekali tidak ada gunanya selain buahnya. Satu-satunya tujuan keberadaannya adalah buah anggurnya, dan jika pohon anggur itu tidak menghasilkan buah anggur, saudara akan melemparkannya ke dalam api, kata Yehezkiel. Tidak ada produk sampingan dari pokok anggur, tidak ada kegunaan sekunder dari pokok anggur. Pokok anggur itu ada untuk satu hal, dan hanya satu hal saja, yaitu buah.

Dan untuk itulah Allah membangkitkan Israel lama – untuk menghasilkan buah Ilahi-Nya berupa hidup dan terang bagi bangsa-bangsa – Israel gagal untuk melakukan itu. Allah tidak memiliki kegunaan lain bagi Israel seperti itu, dan karena itu Ia berkata, “Lemparkanlah mereka ke dalam api.” Dan Ia melemparkannya ke dalam api hampir dua puluh abad yang lalu dan di sanalah Israel berada.

Dan dari situ kita dapat melihat apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan menjadi pokok anggur yang benar dan kita sebagai ranting-rantingnya. Pokok anggur yang benar adalah yang memenuhi satu-satunya tujuan keberadaannya. Jadi Yesus membawa ilustrasi ini kepada diri-Nya sendiri dan jemaat-Nya, dan sangat jelas apa sifat Tuhan Yesus itu. Sifat-Nya adalah menjangkau semua orang, merangkul seluruh dunia. Ia menaruh perhatian-Nya pada semua bangsa, semua orang adalah perhatian-Nya, bukan satu bangsa mana pun, tetapi segala bangsa. Kepada para rasul-Nya, Ia berkata: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Ini adalah sifat Yesus itu sendiri untuk melakukan itu. Ini sangatlah asing bagi sifat Yesus untuk bersikap eksklusif; bersikap kecil dan sempit dan mementingkan diri sendiri.

Keselamatan kita adalah untuk memiliki hati kita yang diperbesar melebihi diri kita sendiri. Siapa pun yang hanya memikirkan dirinya sendiri, dan selalu sibuk dengan dirinya sendiri, sedang sekarat sementara mereka hidup. Ini tidak dapat dihindari. Biarlah sekelompok kecil umat Tuhan hidup untuk diri mereka sendiri, menjadi sibuk dengan diri mereka sendiri sepenuhnya, dan hari-hari mereka sudah terhitung. Mereka menjalani hidup kematian – takdir mereka adalah untuk menghilang. Itu berlaku bagi setiap orang Kristen atau setiap kelompok umat Tuhan mana pun, karena Kristus ada di dalam orang percaya dan sifat-Nya itu sendiri adalah untuk menjangkau keluar seperti pokok anggur. Ia akan menarik semua orang kepada-Nya, dan untuk menjadi sebaliknya, berarti untuk bertentangan dengan sifat Kristus itu sendiri. Inilah sifat pokok anggur yang benar.

Dan Yesus berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.” Dan Ranting-ranting dan pokok anggur membentuk satu pokok anggur – keduanya memiliki sifat yang sama. Dan apakah saudara memperhatikan bahwa ranting-ranting itu sendirilah yang melakukan pekerjaan Yesus yang meluas? Ya, melalui ranting-rantingnyalah, sifat yang meluas ini terwujud.

Apakah saudara memperhatikan bahwa itulah yang terjadi di Yerusalem pada awalnya? Beberapa masalah muncul di jemaat, jemaat Kristen pada awalnya. Itu adalah masalah pertama yang dialami jemaat Kristen! Beberapa rasul pertama ingin menetap di Yerusalem, mereka ingin membangun jemaat ini di Yerusalem. Mereka melupakan perintah Tuhan, dan mereka hanya menetap di Yerusalem; untuk menjadikan Yerusalem sebagai pusat segala sesuatu dan untuk menjadikan Yerusalem sebagai tubuh yang eksklusif.

Dan kemudian muncullah di tengah-tengah mereka seorang pemuda, “penuh dengan Roh Kudus dan iman.” Nama pemuda itu adalah Stefanus. Dan jika saudara mendengarkan apa yang dikatakan Stefanus, saudara akan mendengarkan dia berkata, “Ini tidak boleh demikian! Kita telah dipanggil kepada segala bangsa. Kita tidak boleh menjadi umat yang eksklusif. Kita telah dipanggil untuk misi dunia, kita tidak boleh menetap lagi di dalam Yudaisme lama.” Beberapa orang Kristen pertama dan pemimpin agama Kristen tidak setuju dengannya. Tentu saja, Israel lama tidak setuju dengan itu! Dan mereka melempari Stefanus dengan batu mengenai masalah ini sendiri; mereka melempari Stefanus dengan batu mengenai masalah misi Jemaat sedunia. Saya tidak dapat menahan diri untuk bertanya: di manakah Yakobus dan Petrus ketika Stefanus sedang dilempari batu? Mereka berada di Yerusalem, tetapi mereka tidak ada di sana. Mengapa Stefanus dilempari batu dan bukan Petrus atau Yakobus? Karena pada waktu itu, Petrus dan Yakobus tidak mengikuti jejak yang diambil Stefanus. Mereka menjadikan Yerusalem segalanya, dan tentu saja, Israel lama tidak akan melempari mereka dengan batu jika mereka melakukan itu, jadi di suatu tempat di Yerusalem mereka cukup aman. Namun Stefanus dilempari batu karena hal ini sendiri.

Pahamilah, saudara-saudara terkasih, bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan di sini dan inilah yang harus kita perhatikan: bahwa Israel baru ini diberi misi kepada segala bangsa, dan ada harga yang sangat besar yang harus dibayar untuk misi itu. Seluruh kerajaan Iblis menentangnya. Jika saudara mau menjadi sekte lokal yang kecil, pendiam dan suka berkompromi, saudara akan baik-baik saja. Hanya tinggal di dalam batas tembok saudara sendiri dan pintu tertutup, iblis tidak akan mengkhawatirkan saudara, dan dunia tidak akan mempermasalahkan saudara. Dunia akan membiarkan saudara sendiri … tetapi jika saudara pergi ke tingkat sorgawi hal-hal ini untuk merangkul semua orang di dalam Kristus, saudara akan mendapati dunia menentang saudara, saudara akan mendapati iblis menentang saudara. Dan saudara dan saya seharusnya melihat ini di zaman kita sebagaimana yang belum pernah dilihat oleh siapa pun sebelumnya.

Tidakkah saudara melihat apa yang sedang terjadi di bangsa-bangsa? Tidak ada seorang misionaris pun yang tersisa di Cina! Dan tidak mungkin lagi bagi seorang misionaris untuk pergi ke Cina; dan di sebagian besar dunia hal yang sama sedang terjadi. Mereka telah mencoba mengusir mereka dari Afrika. Mengapa demikian? Oh, kerajaan Iblis tidak ingin Yesus masuk ke dunianya. Secara harfiah, ada jutaan martir di Cina bagi Yesus Kristus, dan banyak lainnya di Afrika, dan di bagian lain. Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Ini adalah fase baru dalam segala hal-hal. Iblis tahu bahwa waktunya sudah singkat dan ia harus melakukan semua yang ia bisa untuk menutup bangsa-bangsa kepada Yesus Kristus. Dan ada harga yang besar yang terikat dengan misi dunia ini. Stefanus adalah contoh yang hebat untuk itu.

Maka, tujuan Kristus dan jemaat-Nya – pokok anggur dan ranting-rantingnya – adalah untuk membawa Hidup kepada manusia di seluruh dunia ini.

Saya bertanya-tanya apakah itu benar, sepenuhnya benar, tentang jemaat saat ini! Tidakkah saudara berpikir bahwa bahkan jemaat Kristen saat ini gagal dalam hal itu? Jemaat tidak benar-benar membawa hidup bagi bangsa-bangsa. Banyak, banyak tempat yang disebut “jemaat” tidak membawa Hidup bahkan ke desanya sendiri. Ini adalah sebuah kontradiksi terhadap Kristus!

Akan tetapi, sangatlah baik untuk memikirkan hal ini secara objektif. Ini harus menjadi perhatian kita semua. Apa buktinya bahwa Kristus ada di dalam saudara dan saya? Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Kristus ada di dalam kita? Hanya dengan satu cara: bahwa orang lain menerima Hidup melalui kita, bahwa kita melayani Hidup kepada orang lain, Hidup Kristus – bahwa ketika orang yang lapar dan membutuhkan datang kepada kita, mereka merasakan sentuhan Hidup. Mereka mungkin mengungkapkannya dengan cara yang berbeda, tetapi intinya begini: “Laki-laki itu, perempuan itu, memiliki sesuatu yang tidak kumiliki; dia memiliki sesuatu yang kubutuhkan. Aku merasakannya tentang mereka, ada sesuatu tentang mereka yang kurasakan, dan itulah yang benar-benar kubutuhkan.” Itu seharusnya berlaku bagi setiap orang Kristen karena Kristus yang adalah Pokok Anggur yang benar ada di dalam kita; mengembangkan Diri-Nya melalui kita dan melayani Hidup-Nya melalui kita.

Oh, berdoalah, teman-teman terkasih, setiap hari saat saudara bangun, berdoalah: “Tuhan, jadikanlah aku saluran Hidup bagi seseorang hari ini. Tuhan, layanilah Hidup-Mu sendiri melalui diriku kepada seseorang hari ini. Semoga aku membawa Hidup di mana pun aku berada.” Tuhan tidak mempunyai tujuan lain bagi saudara dan saya. Kita mungkin mencoba melakukan banyak hal, tetapi jika kita menjadi bagian dari Pokok Anggur, kita tidak berguna untuk apa pun kecuali menghasilkan buah; yaitu, membawa Hidup kepada orang lain. Ya, buah … hanya buah … bahkan bukan untuk dijadikan patok tempat menggantung sesuatu, bahkan bukan untuk dijadikan tongkat jalan agar seseorang dapat berdiri tegak. Tidak, Allah tidak punya tujuan lain bagi kita selain untuk menghasilkan buah, untuk membawa Hidup.

Sekarang, Yesus berkata di pasal ini: “Setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Tentu saja, kita memahami hal itu di alam dan kita setuju dengannya. Mungkin jika saudara pernah melakukan sesuatu dengan tanaman anggur, itulah yang telah saudara lakukan. Anehnya kita mempercayainya sebagai hukum alam dan berkata: “Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan ini adalah hal yang terbaik untuk dilakukan untuk memotong bagian ini agar menjadi lebih baik,” tetapi kita tidak setuju dengan Tuhan memperlakukan kita demikian. Ketika Tuhan mulai melakukannya kepada kita, kita akan penuh dengan gerutu dan keluhan! Ketika Tuhan memanggil kita untuk melakukan lebih sedikit untuk sementara waktu agar Ia dapat memampukan kita untuk melakukan lebih banyak, kita tidak setuju. Ketika tampaknya Tuhan mengambil sebagian buah kita, mengambil sebagian pekerjaan kita, kita penuh dengan masalah. Kita tidak memahami Tuhan dan kita mulai mempertanyakan kasih-Nya.

Sekarang, Yesus telah menetapkannya sebagai kebenaran positif. Berikut ini adalah beberapa ranting yang menghasilkan buah (ini bukanlah ranting yang tidak menghasilkan buah, Ia berkata Ia melemparkan itu ke dalam api) tetapi ini adalah ranting yang menghasilkan buah yang Ia bersihkan. Inilah ranting yang memenuhi panggilannya, dan Tuhan melihatnya, Ia berkata: “Itu sangat baik! Aku berkenan dengannya, tetapi Aku dapat melakukan lebih baik dari itu, ada yang lebih baik yang dapat dilakukan ranting itu.” Jadi Ia mengambil pisau, dan Ia mendisiplinkan kita, Ia mengecilkan kita untuk menambahkan kita. Ia memotong sebagian, agar ada lebih banyak lagi.

Betapa banyak sejarah yang terkandung dalam pernyataan itu! Penulis surat kepada orang Ibrani kita berkata: “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai “ (Ibrani 12:11). Itu hanya mengatakan bahwa Pengusaha terkadang memang mengambil pisau dan Ia mengiris sangat dalam ke dalam jiwa kita, tetapi setelah itu ada buah yang lebih banyak dan ada buah yang lebih baik daripada sebelumnya.

Waktu telah berlalu. Waktu membawa saya pada kata terakhir ini. Anggur berasal dari buah anggur melalui tempat pemerasan anggur, tempat pemerasan anggur adalah simbol tekanan. Tekanan apa yang diberikan kepada buah itu untuk mendapatkan anggur! Tempat pemerasan anggur adalah simbol dari penghancuran, dan buah itu dipecah-pecahkan. Dari buah itu, diperas keluar oleh penderitaan, anggurnya.

Ketika Yesus berkata “Akulah Pokok Anggur yang benar,” dinubuatkan tentang Dirinya bahwa Ia akan melakukan pengirikan seorang diri. Salib adalah pengirikan Tuhan Yesus. Betapa Ia ditekan di Salib! Ia diremukkan, Ia dipatahkan, tetapi dari penghancuran itu muncullah Hidup yang saudara dan saya miliki, dan yang telah diterima oleh banyak orang di segala bangsa sejak saat itu.

Dan, dalam ukuran tertentu, hal itu berlaku bagi jemaat-Nya. Dari remukan dan penghancuran jemaat itulah bahwa Hidup datang ke dalam dunia. Dan teman-teman terkasih, hal itu berlaku bagi setiap anggota, setiap ranting, dari pokok anggur. Jika kita ingin menggenapi pelayanan yang benar dan hidup ini, ini hanya akan terjadi melalui penderitaan, ini akan terjadi melalui tempat pemerasan anggur, ini akan menjadi tekanan dan penghancuran. Paulus berkata: “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat …” tetapi betapa hebatnya Hidup yang telah keluar dari tekanan laki-laki itu! Memang seperti itu. Saya tidak sedang berbicara tentang khotbah dan pengajaran Alkitab; ada banyak hal-hal itu yang bukanlah Hidup. Tetapi saya sedang berbicara tentang pelayanan Kristus yang luar biasa ini yang memberikan Hidup-Nya melalui kita. Mungkin ini melalui khotbah, bisa juga melalui pengajaran, bisa juga melalui kehidupan, tetapi jika ini adalah hidup-Nya, ini akan muncul dari pengalaman penderitaan. Seorang pengkhotbah dan seorang guru yang tidak pernah menderita, tidak pernah melayani Hidup.

Yah, ini mungkin tidak tampak seperti pandangan yang menyenangkan, tetapi ini benar. Dokter dan perawat terbaik adalah mereka yang tahu sesuatu tentang penderitaan itu sendiri. Saya akan selalu memilih dokter yang tahu sesuatu tentang penyakit dalam dirinya sendiri. Saya sudah pernah punya banyak dokter dan perawat, dan saya tahu perbedaannya – beberapa dari mereka hanyalah profesional, yang memperlakukan saudara sebagai sebuah kasus; saudara hanyalah nomor ini-dan-itu. Tetapi, ah! Ada orang lain yang memperlakukan saudara sebagai seseorang, sebagai seorang manusia, yang peduli pada saudara. Dan jika saudara bertanya mengapa, mereka sendiri memiliki latar belakang penderitaan. Mereka tahu sedikit tentang apa yang sedang saudara alami. Kita membaca dari kitab Ibrani pagi ini: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai … maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Ia telah menjalani pengirikan; kita telah menerima manfaatnya.

Apakah ini sebabnya Paulus berkata: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan persekutuan dalam penderitaan-Nya”? Paulus tahu betul bahwa penderitaan Kristus berartikan Hidup, dan jika ada satu hal yang Paulus inginkan bagi orang lain, itu adalah agar mereka memiliki Hidup ini, dan agar mereka memilikinya melalui Dia. Jadi ia berkata: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia … persekutuan dalam penderitaan-Nya.”

Itu mungkin bukan ambisi kita, kita mungkin tidak begitu menyukai gagasan itu, tetapi semoga Tuhan membantu kita untuk melihat segala sesuatu dengan cara ini: “Tuhan sedang menempatkan-ku di tempat pemerasan anggur. Ia menempatkan-ku melalui masa yang penuh tekanan. Aku sedang diremukkan dan dihancurkan. Tuhan menghendaki lebih banyak buah, lebih banyak Hidup, lebih banyak orang untuk memiliki Hidup”, sebab sifat dari hal ini itu sendiri adalah untuk menjangkau orang lain. Itulah pokok anggur yang benar. Apa pun yang tidak seperti itu adalah pokok anggur yang palsu.

“Akulah pokok anggur, dan kamulah ranting-rantingnya.”

Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.