oleh
T. Austin-Sparks
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1934 oleh "Witness and Testimony Publishers". Judul asli: "A Companion to the Gospel by John". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
Injil oleh Yohanes berbicara untuk dirinya sendiri, tetapi mungkin ada bantuan dalam beberapa saran untuk makna yang lebih dalamnya.
1. Tema “Yohanes” dalam semua tulisannya (Injil, Surat-Surat, dan Wahyu) adalah “Kesaksian Yesus.”
Kesaksian ini ditunjukkan untuk menjadi Kristus Sendiri.
Kesaksian dilakukan terus, bukan hanya dengan mengajar, tetapi oleh kesatuan vital akan Kristus dengan milik-Nya.
2. Kata khusus yang digunakan oleh Yohanes untuk “Keajaiban” adalah “Tanda-tanda.” Ini berarti bahwa segalanya adalah untuk instruksi, bukan hanya minat dan keheranan.
Ini benar-benar adalah kunci untuk “Yohanes.” Semuanya memiliki makna yang tersembunyi.
Apa yang dikatakan dan dilakukan adalah sebuah tanda dari sesuatu yang lain. Kita harus melihat lebih dalam untuk hal-hal yang ditandakan.
3. “Yohanes” bukanlah sebuah sejarah duniawi; ini adalah sejarah rohani; terkait dengan sorga dan bukan hanya dengan bumi; dengan kekekalan, dan tidak hanya dengan waktu.
“Yohanes” berada di alam yang sama dengan “Efesus.”
4. Injil Yohanes adalah perwujudan yang komprehensif dari kebenaran yang besar dan hukum-hukum-nya. Setiap kebenaran besar memiliki hukumnya sendiri, dan ketaatan terhadap hukum itu adalah jalan menuju pengalaman akan kebenaran itu.
1. Dari Kekekalan:
(a) Satu yang bersama-sama dengan Allah, ayat 1-2,
(b) Segala ciptaan dijadikan oleh Dia, ayat 3
(c) Mata air kehidupan, ayat 4
2. Ke Dalam Waktu:
(a) Saksi-Pendahulu-Nya, ayat 6-8, 15-42
(b) Perwujudan Allah di dalam Kemah (bukan kutukan seperti dengan Musa; tetapi kasih karunia dan kebenaran) ayat 14-17
(c) Pengunjung yang tidak dikenal, yang diterima hanya oleh beberapa saja, ayat 10-13
(d) Allah telah menyediakan Diri-Nya sendiri Anak Domba untuk korban, ayat 29, 36
3. Sebuah Persekutuan Berkumpul kepada-Nya, ayat 43-47
Pasal 1 berisi seluruh Injil Yohanes dalam bibitnya. (Lihat Lampiran).
Dalam tanda Perkawinan di Kana, semua tanda dan kebenaran berikutnya ditemukan dalam (?germ.) Ini adalah dasar dari keseluruhan “Injil.”
1. “Hari Ketiga.” Ayat 1.
Tiga dalam Alkitab adalah tanda kegenapan Kesaksian Ilahi.
Mengambil isi pasal 1:
(a) Kebenaran Pribadi Kristus, ayat 11
(b) Saksi Yohanes Pembaptis, ayat 11
(c) Perkumpulan para murid, ayat 11
2. “Perkawinan.”
Jenis persatuan Kristus dengan Jemaat-Nya. Wahyu 19:7 (Oleh penulis yang sama). Lihat juga Efesus 5:25.
(a) Tempayan-tempayan – alat-alat. Jenis kemanusiaan.
(b) Dari kekosongan ke kepenuhan. Apa yang dinikmati oleh perkumpulan Kristus. (Lihat 1:16).
(c) Dari kematian ke kehidupan. (“Kehabisan anggur.”) Apa yang dinikmati oleh perkumpulan Kristus.
(d) Dari keputusasaan ke sukacita.
(e) Dari rasa malu ke kemuliaan. Apa yang dinikmati oleh perkumpulan Kristus, ayat 11 (Lihat 1:14).
Anggur sejenis Darah dan Hidup. Darah, sarana dari sebuah Perjanjian (Perkawinan).
Kunci kata: “Saat-Ku,” 4; “Tanda,” 11; “Kemuliaan,” 11.
Kesaksian di sini adalah tentang Hidup yang menang atas Maut, dan itu dikumpulkan dalam ayat 13-25 dalam kaitannya dengan Paskah.
Paskah:
(1) Anak Domba disembelih
(2) Darah ditumpahkan.
(3) Maut dihancurkan.
(4) Sebuah umat diamankan.
Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah bukan hanya sebuah alam, tetapi sebuah keadaan; bukan hanya suatu urutan hal-hal lahiriah, tetapi suatu kondisi kehidupan; bukan sebuah sistem yang dipaksakan dari luar, tetapi semacam kehidupan dan alam yang berasal dari Allah.
1. Kebutuhan dan perhatian untuk berada di dalam Kerajaan ini.
2. Hukum yang mengatur Kerajaan ini. “Kamu harus dilahirkan kembali.”
Tiga hal:
(1) Perbedaan ayat 6
(2) Esensi ayat 6
(3) Dasar ayat 15-18
Nikodemus berkorespondensi dengan anggur yang gagal dan keajaiban dari kelahiran baru.
Ular di Padang Gurun, ayat 14.
(1) Kutukan.
(2) Manusia pada dasarnya berada di bawah kutukan. (Bahkan seorang pemimpin agama seperti Nikodemus).
(3) Kristus dijadikan kutukan bagi kita, agar kita diselamatkan.
(4) Iman di dalam Kristus yang disalibkan menyelamatkan dari kutukan.
Nikodemus melambangkan maut di alam manusia secara alami, dan tuntutan untuk kelahiran baru; jadi ia mempersiapkan jalan untuk Hidup Baru.
1. Pengaturan Lokal. Menggambarkan tidak adanya kehidupan Allah.
(1) Rohani; rasa kekurangan yang abadi. Ketidakpuasan yang menetap.
(2) Moral; hidup tidak selaras dengan pikiran Allah.
(3) Agama: Tradisi tak berdaya. Agama melawan bukannya mendukung.
Ini adalah hidup yang bukanlah hidup, tetapi kematian.
2. Sifat Kehidupan Kekal.
Ini adalah hidup Allah sendiri; berbeda dari manusia; dan kualitasnya memberikannya kekuatan penanggulangan kematian, yang tersiratkan oleh “Kekal.”
3. Hukum Kehidupan Kekal.
Berdiamnya Roh Kudus Allah, ayat 14. Pasal 7:38,39. Ini terkait dengan Kristus dalam Pribadi, ayat 14.
Ini membuat semuanya hidup secara rohani, ayat 23.
Kesaksian di sini adalah sekali lagi hidup di dalam Kristus yang menyelamatkan dari kematian, dan disimpulkan dalam ayat 46-54.
Laki-laki impoten di sebuah kolam.
Kunci ayat-ayat: 19, 20, 21, 30.
Dalam pasal ini, Kristus mengambil posisi manusia secara alami, dan menunjukkan bahwa dengan demikian ia tidak dapat melakukan apa pun (dari dirinya sendiri).
Seorang yang 38 tahun itu lumpuh.
Ini adalah periode perjalanan Israel di padang gurun hingga kematian Musa: Impoten dan masa percobaan Israel.
Laki-laki ini menandakan impoten pada tilam Hukum, tidak mampu mengangkatnya.
Kristus datang masuk setelah Hukum dalam “Kasih Karunia dan Kebenaran” (pasal 1:17).
Sebuah kekuatan batin baru memungkinkan untuk menjalankan Hukum.
Laki-laki itu tidak bisa melakukan apa pun dari dirinya sendiri. Firman kehidupan datang melalui Kristus dan ia berjalan (ayat 26).
Hukum – seperti tilam – dimaksudkan untuk berkah; tetapi kelemahan manusia membuatnya menjadi sebuah perbudakan.
Kristus membebaskan dari belenggu Hukum.
Hukum perjalanan hidup dan kekuatan ini adalah: memenuhi segalanya sebagai yang datang keluar dari Tuhan, dan bukan diri kita sendiri. Ini adalah hukum kehidupan Kristus sendiri tentang kekuasaan moral dan rohani.
Hari Sabat di dalam pasal ini berbicara tentang perhentian Allah.
Ini berhubungan dengan Kristus saat Ia membawa karya-karya Allah menuju kesempurnaan.
1. Paskah sudah Dekat (ayat 4). Hidup menang atas maut (Keluaran 12).
2. Manna (ayat 30-32). Hidup menang atas maut (Keluaran 16).
1. Berbicara tentang keselamatan awal dari kematian melalui darah Anak Domba.
2. Berbicara tentang pemeliharaan kita di dalam hidup dengan terus-menerus menerima Kristus.
Hukum Kemenangan ini atas Maut.
Makan Kristus.
Ayat 53. “Kecuali kamu makan” (Yunani, sekali untuk selamanya) terhubung dengan Paskah.
Ayat 54. “Ia yang makan” (Yunani, terus makan) terhubung dengan Manna.
Kita makan Kristus dengan:
(1) Berdoa.
(2) Firman Allah.
(3) Taat kepada-Nya.
(4) Persekutuan dengan orang percaya.
(5) Ibadah.
Pasal 3 – Kebutuhan untuk kelahiran baru.
Pasal 4 – Hidup baru.
Pasal 5 – Jalan baru.
Pasal 6 – Kemenangan baru.
Pasal 6 menutup bagian “Hidup” dari Injil.
Terlihat bahwa hidup hanya dimungkinkan dalam Kristus, dan banyak yang tersinggung dan pergi.
Pasal 7 adalah transisi dari Hidup ke Terang, dan menggabungkan keduanya. Bagian Terang akan menutup seperti juga Hidup, dengan ketidakpercayaan dan pengayakan.
Hari raya Pondok Daun adalah latar belakang-nya di sini. Pada hari raya ini, sebuah lilin besar dinyalakan, dan bejana-bejana air yang besar dari Kolam Betesda dicurahkan di Bait Suci.
Kristus memegang kebiasaan ini dan menempatkan diri-Nya di tempat keduanya, menyatukan di dalam diri-Nya simbolisme ganda dari Terang dan Hidup.
Suatu Hari Baru ada di sini dalam pandangan – hari kedelapan (ayat 37; Imamat 23:36), yang akan menjadi hari Roh atas dasar Kristus yang dimuliakan (ayat 39).
Ada rahasia vital yang terkandung dalam pasal ini. Di hadapan ketidakpercayaan yang hampir universal (bahkan di dalam keluarga-Nya sendiri), permusuhan, kecurigaan, prasangka, dan bahaya bagi nyawa-Nya, Yesus mempertahankan ketinggian moral yang tenang, mantap, kuat, dan bergerak sebagai seorang yang dilindungi sampai pekerjaan-nya selesai.
Mengapa? Sebab Ia memiliki hidup rahasia dengan Allah, dari mana Ia menolak untuk ditarik keluar. Ia bergerak, bukan pada perintah manusia, atau pun di bawah pemerintahan pengaturan tata cara agama yang tetap, juga bukan oleh apa yang diharapkan dari Dia atau apa pun yang politik, tetapi oleh saksi batin Bapa; menunggu sanksi-Nya dan waktu untuk gerakan (ayat 8, 9).
Sampai akhir pasal 6, subjeknya adalah Hidup (1:4).
Pasal 7 adalah pasal transisi.
Pasal 8 membawa masuk subjek Terang (1:4).
Ayat 1-11 adalah sebuah pengantar; Para Penguasa Yahudi, yang buta bahkan di hadapan Hukum, dihukum di hadapan Kristus yang adalah Terang, mengungkapkan hati.
Pasal 8 adalah penekanan pada kenyataan bahwa Kristus adalah Terang; bahwa manusia secara alami berada dalam kegelapan; bahwa kemerdekaan datang melalui pengetahuan dan ketaatan pada kebenaran; dan bahwa Kristus adalah Kebenaran, dan wahyu Allah sepenuhnya.
Pasal 9 adalah tanda (pelajaran obyek) dari pasal 8 (lihat khususnya ayat 1, 4, 5, 39, 40, 41).
Manusia “terlahir buta.” Ini terhubung dengan karya-karya Allah.
Keselamatan bukan dengan mempercayai ajaran-ajaran tertentu, tetapi oleh Kristus yang memberikan suatu kemampuan rohani baru, yang belum pernah beroperasi di dalam kita.
Kondisi manusia ini adalah sebuah gambaran kondisi semua manusia secara alami, bahkan dari orang-orang Yahudi yang beragama.
Hukum yang mengatur pengetahuan baru yang hidup ini adalah Ketuhanan Kristus yang mutlak. Bukan tradisi, manusia, sistem keagamaan; tetapi penyerahan pribadi dan sepenuhnya kepada Kristus. Ini berjalan melalui pasal 8-9.
Sekuel penyerahan ini terlihat sebagai suatu biaya besar; diusir oleh orang-orang. Tetapi Kristus mengambil hal itu dan lebih dari memuaskan.
Pasal 9 berakhir dengan apa yang terjadi kepada mereka yang menyerah kepada Kristus; mereka diusir.
Pasal 10 dimulai dengan apa yang Kristus lakukan dengan mereka yang demikian; Ia memimpin mereka keluar dari satu urutan dan ke dalam urutan yang sebenarnya.
Ia menjadi Gembala mereka.
Pasal 10 menandai Transisi Besar.
Sampai titik ini semua telah menjadi individu; sekarang ini bersifat kolektif. Semua kebenaran besar yang diilustrasikan dalam kasus-kasus individu sekarang diwujudkan dalam sebuah perkumpulan yang dipanggil-keluar.
Gerakan itu dimulai dengan datang keluar kepada Kristus, dan berakhir dengan memiliki kehidupan kekal.
Kristus di sini terlihat sebagai:
(1) Gembala – memimpin keluar, ayat 2, 3
(2) Pintu – memimpin masuk, ayat 7
(3) Gembala yang baik – menginspirasikan keyakinan, ayat 11
(4) Satu Gembala – membawa persatuan, ayat 16
Masalahnya: Perpecahan. Ayat 31, 42
Perhatikan bahwa sebuah gerakan yang berbeda sedang terjadi sekarang. Kristus mendekat dengan milik-Nya; pelayanan umum berhenti, sementara Ia berkonsentrasi pada Jemaat-Nya untuk kesaksian di masa depan (11:54).
“Betania” (ayat 1).
Tiga Gambar:
(1) Lukas 10:38. Ketegangan dan perselisihan.
(2) Yohanes 11. Maut.
(3) Yohanes 12. Sebuah hari raya kebangkitan.
Ini adalah Sejarah Rohani dan Sifat Jemaat.
(1) Terhubung dengan Paskah. Karena dosa ada hukuman dan maut, untuk hidup yang baru (11:49-51; 12:1).
(2) Berhubungan dengan memuliakan Kristus (4).
(3) Secara rohani terkait dengan keadaan manusia secara alami yang tidak dapat disembuhkan, membutuhkan kehidupan yang baru (39).
Perhatikan banyak penundaan Kristus.
(4) Objek yang ada dalam pandangan adalah alat kesaksian bagi Kristus (12:10, 11; 11:52).
(5) Masalahnya, antagonisme terhadap Kristus dan alat kesaksian.
Biji Gandum (12:24):
(1) Banyak dari sedikit.
(2) Keuntungan dari kerugian.
(3) Hidup dari kematian.
Ini adalah “Betania.” Kristus, dan Jemaat-Nya.
Sebagai perwujudan semua kebenaran rohani dari pasal 1-11.
Perkumpulan yang dipilih sekarang mulai beroperasi.
Pasal 3 Kelahiran Sorgawi.
Pasal 4 Hidup Kekal.
Pasal 5 Berjalan dalam kemenangan.
Pasal 6 Hidup menang atas maut.
Pasal 7 Kepenuhan Roh.
Pasal 8-9 Wahyu rohani.
Pasal 10 Perkumpulan yang terpisah.
Pasal 11-12 Sifat Jemaat.
Pasal 13 Pelayanan.
Jemaat akan menjalankan pelayanan Kristus.
(1) Dosa dan kehancuran masuk karena Iblis dalam kesombongan menolak tempat seorang hamba dan mencari persamaan dengan Allah.
(2) Dosa dan kehancuran ditangani melalui Kristus yang mengesampingkan (sementara) kesetaraan dengan Allah dan menjadi seorang hamba.
(3) Jemaat harus memiliki pikiran Kristus dengan cara ini. (Lihat Filipi 2).
Pasal 13 mengajarkan bahwa jalan menuju kemuliaan adalah melalui kerendahan hati, penderitaan, dan rasa malu, untuk menyelamatkan dari dosa.
Pada ayat 34 pasal 13, “Injil” secara khususnya masuk ke dalam tema Kasih.
Apa yang telah dikatakan Kristus tentang pergi dan cara kepergian-nya mulai menyentuh mereka seperti dengan tangan dingin.
Suatu keadaan ketidakpastian tentang segala sesuatu telah diciptakan. Ini adalah hal yang tak terelakkan, dan diperlukan sebagai bagian dari sejarah rohani. Mereka secara rohani berada di tanah kebangkitan sejak pasal 12, dan itu berarti dunia ditinggalkan, dan hal-hal sorgawi mengambil tempat yang duniawi. Jadi, Kristus memperkenalkan faktor rohani lain – rahasia persekutuan rohani dengan diri-Nya sendiri setelah kepergian-Nya; persatuan dengan Kristus di sorga.
Dengan segala sesuatu duniawi, tidak pasti dan terlewat, Ia memperkenalkan sebuah kata yang menyentuh seluruh situasinya.
Meno (Yunani) berarti – untuk tetap, menetap, tinggal, terus, abadi, permanen.
Ayat 2. (1) Tempat-tempat sorgawi yang kekal (“tempat tinggal”), Yunani, Monai.
Ayat 10 (2) Bapa berdiam di dalam Dia.
Ayat 17 (3) Roh Kudus akan berdiam di dalam mereka.
Ayat 23 (4) Allah akan membuat tempat berdiam-Nya di kalangan orang percaya.
Pertanyaan mereka adalah:
(1) Bagaimana kita akan sampai kepada Allah? “Akulah Jalan,” ayat 6
(2) Bagaimana kita tahu kebenaran tentang Allah? “Akulah Kebenaran,” ayat 6
(3) Bagaimana kita tahu hidup Allah? “Akulah Hidup,” ayat 6
Untuk pergi, untuk mengetahui, untuk hidup, Kristus adalah jawabannya.
Israel lama disebut Anggur Tuhan.
Kristus sekarang mengambil tempat Israel: “Akulah Pokok Anggur” (ayat 1).
Objek Pokok Anggur adalah kemuliaan dan kepuasan Allah.
(Lihat hubungan dengan pasal 2: Anggur, pokok anggur, kemuliaan, perkawinan, persatuan, hidup, sukacita, kepenuhan.)
Hukum berbuah adalah “Tinggal di dalam Kristus.”
Keberhasilan Kristus adalah karena Ia tinggal di dalam Bapa.
Mereka (dan kita) harus menjadi ekspresi terus-menerus dari prinsip kehidupan-Nya sendiri.
Ia tinggal di dalam Bapa – bukan di dalam diri-Nya sendiri.
Ia melakukan ini dengan taat kepada Bapa, dan tidak berkonsultasi sendiri ataupun menaati yang Jahat.
Kita tinggal di dalam Kristus dan menghasilkan banyak buah dengan berusaha melakukan segala sesuatu sebagai keluar dari-Nya dan bukan dari diri kita sendiri.
Kasih adalah rahasia berbuah.
Kristus berkata bahwa kedatangan Roh Kudus lebih penting daripada Ia tetap tinggal di dunia (ayat 7).
Bagaimana ini?
(1) Kehadirannya adalah lahiriah.
Roh Kudus ada di dalam batin.
(2) Ia hanya bisa bersama dengan beberapa orang di satu tempat pada satu waktu.
Roh Kudus akan berada bersama semuanya di mana-mana.
(3) Ia paling banyaknya hanya bisa bertahan selama beberapa tahun.
Roh Kudus akan tinggal selama berabad-abad.
(4) Ia datang untuk melakukan pekerjaan bagi keselamatan kita dengan mati kematian yang menebus.
Roh Kudus akan menghukum orang-orang di seluruh dunia akan kebutuhan pekerjaan itu.
Pasal 16 menunjukkan bahwa penganiayaan akan datang dari dunia beragama, tetapi bahwa Roh Kudus akan menyertai mereka untuk menjadi kekuatan mereka.
Itu juga mengajarkan bahwa perlengkapan untuk pelayanan mereka akan sama dengan-Nya.
Kristus di sini mengambil tempat Imam Besar. Ia telah mengambil tempat Hari Raya Yahudi, Korban, Bait Suci, Anggur, dll.
Ia sekarang akan menawarkan Korban Pembakaran yang Utuh (Diri-Nya sendiri) (ayat 19).
Doa-Nya akan dimeteraikan dengan darah-Nya sendiri.
Doa itu mencakup tiga bagian dari Injil ini, yaitu:
Doanya adalah:
1. Bahwa Bapa dimuliakan di dalam Anak, Ayat 1
2. Bahwa Anak dimuliakan di dalam Bapa, Ayat 5
3. Bahwa Ia dimuliakan di dalam murid-murid-Nya, Ayat 10
4. Bahwa murid-murid-Nya dimuliakan di dalam Dia, Ayat 24
5. Supaya mereka semua menjadi satu, Ayat 21
6. Supaya mereka terlindungi dari pada yang Jahat, Ayat 15
Apakah doa ini dijawab?
Ya! Kitab “Kisah Para Rasul” menunjukkan jawabannya.
Allah dimuliakan di dalam Dia di dalam kebangkitan-Nya.
Semua orang percaya adalah satu karena mereka berbagi satu hidup.
Jawaban atas dosa itu akan diungkapkan secara universal.
Pasal 17 mengambil sebagian besar kata-kata hebat dari “Yohanes”: Hidup, Terang, Kasih, Kebenaran, Percaya, Mengenal, Kemuliaan, Bapa, Anak, dll.
Ketika percobaan ini (?) ditutup, tidak ada sisa-sisa dasar yang sesungguhnya bagi siapa pun kecuali Diri-Nya sendiri untuk berdiri di atasnya.
Lihatlah bagaimana Ia memerintah di tengah-tengah musuh-musuh-Nya:
1. Ia memerintah oleh Pribadi-Nya.
Kepada para prajurit dan penjaga-penjaga: Mereka mundur dan jatuh ke tanah ketika Ia berkata, “Akulah Dia” (ayat 6). Ia kemudian memerintah apa yang harus dilakukan (ayat 8).
2. Ia Memerintah oleh Firman yang telah diucapkan oleh-Nya.
Kepada kawanan-Nya (17:12).
Kepada penyangkalan-Nya (13:38).
Kepada pengkhianatan-Nya (13:2, 18, 21).
Kepada kematian-Nya (12:32, 33; Markus 10:33).
3. Ia meremehkan Orang Yahudi.
Mereka telah berulang kali mengubah metode mereka untuk menyusun sebuah kasus. Mereka menuduh Dia dengan:
(a) Perbuatan jahat (ayat 30).
(b) Hasutan (ayat 33) (tersiratkan).
(c) Kesalahan agama (19:7).
(d) Persaingan dengan Pilatus (19:12).
Mereka berdiri untuk kebersihan seremonial, tetapi membungkuk pada keburukan moral (18:28).
Ia memaksa mereka untuk mengatakan hal yang paling memalukan tentang diri mereka sendiri (19:15).
4. Ia Membingungkan Pilatus.
(a) Membuktikan bahwa ia bersalah dalam menerima laporan tanpa bukti, 18:34, 35
(b) Membuatnya bersembunyi di balik selubung sinisme, ayat 38
(c) Memaksa keputusan tidak bersalah, ayat 38
(d) Mendorongnya ke dalih, ayat 39
(e) Menarik keluar ketidak-konsistennya, 19:1
(f) Membuat dia mengulangi keputusannya dua kali, ayat 4, 6
(g) Menemukan rasa takut rahasia (catatan “lebih”), ayat 8
(h) Menempatkan dia di tempat sebuah boneka, ayat 11
(i) Mengungkapkan lebih banyak kelemahan moral, ayat 12-13
(j) Membuktikan bahwa ia adalah sekedar pelayan-waktu duniawi, ayat 12, 16
(k) Menghasilkan suatu pengakuan (meskipun dalam ironi) dari kedaulatan universal, ayat 19-22
Kematian Kristus adalah:
(1) Penyerahan hidup-Nya secara sengaja; bukan yang diambil dari-Nya.
(2) Pengungkapan universal atas dosa dan kejahatan manusia.
(3) Sebuah nubuat bahwa Ia akan memerintah secara universal dalam kebenaran.
Tampaknya bahwa kejahatan berada di tempat kontrol tertinggi, tetapi referensi untuk pemenuhan Kitab Suci (misalnya, 19:24, 36) menunjukkan bahwa Allah melebihi segalanya berada dalam pemerintahan.
Pasal ini memberikan presentasi yang indah dan konkret tentang apa Jemaat itu pada prinsipnya.
1. Saksi yang eksklusif untuk Kebangkitan Kristus. Ia membatasi (dan selalu membatasi) wahyu dari diri-Nya sendiri sebagai Tuhan yang Bangkit kepada milik-Nya, dan tidak pernah kepada dunia.
2. Ia mendirikan Jemaat sebagai sebuah persekutuan Kebangkitan, dan kemudian orang-orang sorgawi dengan terlebih dahulu naik kepada Bapa-Nya sebagai Kepala-Nya (ayat 17).
3. Ia membentuk Jemaat di atas dasar kedamaian yang telah Ia buat melalui darah Salib-Nya (ayat 19, 20, 26; lihat Ibrani 13:20).
4. Ia menetapkan fakta bahwa Roh Kudus akan menjadi realitas yang mengatur dari Jemaat di zaman ini (ayat 22).
5. Ia membuatnya menjadi jelas bahwa berkat penuh persekutuan dengan-Nya sebagai yang telah bangkit adalah melalui iman (ayat 24-29).
6. Ia memberi kepada Jemaat karakter yang indah dari sebuah keluarga (ayat 17). “Bapa,” “Saudara-saudara” (lihat Ibrani 2:11-13, 17; 3:1).
Pasal ini menceritakan tentang peristiwa penampakan ketiga Kristus kepada milik-Nya setelah kebangkitan-Nya (ayat 14).
Karena tiga adalah jumlah kelengkapan Ilahi, kita mencari faktor-faktor penyelesaian di sini.
Apa ciri utama dari pasal ini?
Ini adalah keterikatan baru akan milik-Nya dengan diri-Nya sendiri pada dasar yang berbeda yang diwakili oleh kebangkitan.
(1) Jemaat ada di laut (“Laut” adalah jenis kemanusiaan menurut Alkitab).
(2) Ia telah mengetahui kegagalan karena energi-diri-sendiri (ayat 3).
(3) Kristus ada di pantai yang jauh, dan tahu semuanya tentang mereka.
(4) Ketika mereka datang sepenuhnya di bawah pemerintahan-Nya (di atas alasan alamiah) tempat kegagalan menjadi tempat kepenuhan (ayat 5, 6).
(5) Ketepatan untuk “seratus, dan lima puluh, dan tiga,” berbicara tentang umat pilihan yang dikumpulkan keluar dari umat manusia di zaman ini di bawah arahan Kristus dalam pelayanan. Ini mewakili hubungan khusus dengan-Nya (ayat 15-18).
1. Prolog (1:1-19).
2. Narasi.
Seluruh Injil adalah sebuah eksposisi dari dua pertentangan besar:
1. Ketidakpercayaan dan Iman.
2. Dunia dan Kristus dan milik-Nya.
Narasinya ada dalam dua bagian utama:
1. Presentasi Kristus kepada dunia (1:19-12:5).
2. Wahyu Kristus kepada murid-murid-Nya (13-21).
Masing-masing dari dua bagian utama ini memiliki tahap-tahapnya:
1.
(a) Presentasi kepada dunia (1:19-4:54).
(b) Diakui di dunia (3-4).
(c) Ditentang oleh dunia (6-12:50).
Di Ruang Atas.
2. (a) Mengungkapkan pikiran yang mendasar pada pelayanan Allah dan membersihkan persekutuan pilihan dari antagonisme internal (13; Filipi 2).
(b) Mengungkapkan posisi rohani Jemaat dengan alasan kepergian-Nya (14).
1.
(a) Presentasinya ke dunia ada dalam dua bagian:
(1) Kesaksian kepada-Nya (1:19-2:11).
(2) Pekerjaan-Nya (2:13-4:54).
Kesaksian itu ada tiga:
(1) Yohanes Pembaptis – dispensasi lama (1:19-34).
(2) Murid-murid yang mengenal-Nya (1:35-51).
(3) “Tanda-tanda” (2:1-11).
(b) Pengakuannya tiga kali lipat:
(1) Nikodemus – orang Yahudi Farisi (2:13-3:36).
(2) Orang Samaria (4:1-32).
(3) Petugas Raja (4:43-54).
(c) Antagonisme berjalan tepat di sepanjang jalan pekerjaan dan kesaksian; keduanya menjadi semakin lebih tegas, terutama di Yudea – lebih lagi Yerusalem. Kesaksian dan tanda terbesar di dan dekat Yerusalem; ledakan terakhir antagonisme juga ada di sana.
Dalam perjalanan.
(c) Mengungkapkan rahasia dan sifat berbuah (15).
(d) Mengungkapkan cara kehadiran-Nya bersama mereka untuk dispensasi baru. (Roh Kudus) (16).
(e) Doa di depan Mezbah (17).
(1) Untuk Diri-Nya sendiri (1-5).
(2) Untuk mereka yang bersekutu (6-19).
(3) Mereka yang berada dalam persekutuan (20-26).
(f) Adegan terakhir.
Antagonisme menang.
Ia tetap mati kepada ketidakpercayaan.
Ia menang dan hidup kepada iman.
Kematian-Nya adalah sumber kehidupan.
Penderitaan-Nya bersifat sukarela, ditentukan sebelumnya dan tidak mengaburkan kemuliaan moral-Nya.
Kepentingan yang besarnya bahwa Yohanes adalah penulis apostolik terakhir, dan bahwa isi buku ini adalah wahyu dan penekanan terakhir. Sebelum kematian Yohanes, ada kecenderungan fatal untuk memutuskan pribadi Kristus; yaitu, dari dua sifat untuk membuat menjadi dua orang. Bahwa sifat Ilahi hanya bergabung dengan Dia pada baptisan-Nya dan meninggalkan Dia di Salib-Nya. Yohanes menulis untuk menyanggah ini, dan untuk menegaskan tak-dapat-terbaginya Yesus Kristus – Anak Allah.
Pasal 1 merangkum seluruh kitab dalam kata-katanya:
Hidup, ayat 4
Terang, ayat 4
Bapa, ayat 14
Kemuliaan (dan Memuliakan), ayat 14
Kebenaran, ayat 17
Saksi, ayat 7
Dunia, ayat 10
Percaya, ayat 7
Nama, ayat 12
Lihat juga:
“Untuk mengenal.”
“Pekerjaan.”
“Tanda-tanda.”
“Untuk menghakimi” dan “penghakiman.”
“Untuk berdiam di dalam.”
“Untuk mewujudkan.”
“Hidup Kekal.”
“Daging.”
“Kasih” dan “untuk mengasihi.”
“Melihat.”
“Kegelapan.”
Berikan jumlah kemunculan dari masing-masing kata dan kalimat tersebut di seluruh Injil; kemudian perhatikan di bagian mana dari Injil ada kelebihan khusus.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.