oleh
T. Austin-Sparks
Diedit dan disediakan oleh Golden Candlestick Trust. Judul asli: "Living by Christ". (Diterjemahkan oleh Silvia Arifin)
“Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan ketika pada suatu kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya: “Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu.” Lalu keluarlah seorang dari mereka ke ladang untuk mengumpulkan sayur-sayuran; ia menemui pohon sulur-suluran liar dan memetik dari padanya labu liar, serangkul penuh dalam jubahnya. Sesudah ia pulang, teruslah ia mengiris-irisnya ke dalam kuali masakan tadi, sebab mereka tidak mengenalnya. Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta berkata: “Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!” Dan tidak tahan mereka memakannya. Tetapi berkatalah Elisa: “Ambillah tepung!” Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata: “Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!” Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu.” (2 Raja-Raja 4:38-41).
Dengan rombongan nabi itu, kita mendapatkan masalah pelestarian kesaksian Tuhan, pengetahuan pikiran Tuhan bagi umat-Nya. Dengan kuali itu, kita mendapatkan pelestarian kesaksian itu, makanan untuk kesaksian dan alat itu. Dengan labu liar dan pohon sulur-suluran liar, kita dapatkan hidup alami itu yang terletak di bawah kutukan, karena dengan kutukan, semak dan duri dan segala hal-hal seperti itu datang ke dunia, hal-hal liar, asing, tanpa hukum, hidup ciptaan yang jatuh, hidup duniawi, dan saudara tidak dapat mempertahankan kesaksian Tuhan dengan hidup alami. Ada maut di sana, dan tidak ada posisi resmi yang dapat menyelamatkan saudara dari akibat-akibat tersebut, jika saudara berusaha untuk, atau mencoba untuk menarik masuk, hidup alami. Dalam makanan yang Elisa telah masukkan ke dalam kuali, kita jelas-jelas, tidak salah lagi, memiliki hal itu, yang berbicara tentang Tuhan Yesus dalam kemanusiaan Ilahi-Nya. Kata-kata yang begitu jelas menjelaskan makanan itu ada di dalam Yohanes 6:50-51.
“Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Ku-berikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Sekarang, sementara ada banyak pelajaran berharga dalam kejadian kecil ini dalam kehidupan Elisa, pelajaran dan pesan paling utama bagi kita hanyalah ini. Saudara dan saya tidak akan pernah bisa mempertahankan kesaksian kepada Tuhan kecuali kita tahu apa itu untuk terus memakan kemanusiaan Kristus yang sorgawi, ilahi dan sempurna. Itu adalah hal yang sulit, saya tahu, tapi itu berarti begini. Jika saudara dan saya, sebagai umat Tuhan pada siapa kesaksian Tuhan seharusnya hinggap, seperti dalam kasus rombongan nabi itu, dengan cara apa pun atau pada waktu apa pun, kembali ke diri kita sendiri dalam kondisi alami kita, kesaksian itu akan segera menghilang dari kita, yaitu, maut akan campur tangan. Kesaksian itu akan berakhir, hanya saat kita terus-menerus mentransfer, oleh iman, dari diri kita sendiri, apa diri kita sendiri, kepada Tuhan Yesus, dan hidup seperti pada-Nya dengan iman, bahwa kesaksian itu akan tetap hidup, akan menjadi kesaksian yang hidup. Itu adalah pelajaran yang sangat sederhana namun pelajaran yang paling sulit bagi siapa pun untuk belajar, hal yang paling sulit bagi siapa pun untuk terus lakukan. Tentu saja, ajaran itu baik-baik saja, kita percaya pada ajaran-ajarannya, dan kita siap untuk mengatakannya pada setiap saat, bahwa Tuhan Yesus adalah hidup kita. Kita mengatakannya dengan penekanan yang besar, tapi intinya adalah, Apakah kita hidup di sana? Apakah itu posisi kekal kita? Beberapa saat kemudian dalam Yohanes 6, Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa makan daging-Ku …, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,” dan kata yang ada di sana – “makan” – adalah kata yang terus bersifat aktif. “Barangsiapa terus memakan daging-Ku tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Sesuatu yang harus terus dipertahankan.
Sekarang, untuk hidup kesaksian itu, kita harus tinggal di dalam Dia dengan cara ini: bahwa kita menolak untuk hidup atas dasar diri kita sendiri, siapa diri kita sendiri secara alami. Kami telah menemukan, dan semua orang di sini akan setuju, bahwa di ladang itu tidak ada apa pun kecuali labu liar dan semak dan duri dan segala hal semacam itu. Apakah saudara pernah menemukan hal-hal indah apa pun dalam diri saudara sendiri? Beberapa orang tampaknya berpikir bahwa mereka dapat menemukannya, dan mereka berbicara sepanjang waktu mengenai hidup di dalam diri yang lebih baik mereka dan diri terbaik mereka, tapi itu adalah bukti terpenuh yang mungkin ada bahwa mereka tidak pernah memiliki mata mereka terbuka, bahwa mereka tidak tahu apa pun tentang Salib Tuhan Yesus. Orang-orang yang tidak memiliki tempat untuk Salib, Salib dalam arti sebenarnya, berbicara seperti itu, tetapi bagi mereka yang telah memiliki mata mereka dibuka oleh Roh Kudus, ladang kehidupan alami mereka hanyalah penuh dengan buah-buahan beracun ini, barang-barang liar ini, dan itu adalah ladang maut, buahnya adalah maut. Kita sebaiknya keluar dari ladang itu dan tetap berada di luar ladang itu, dan ada ladang penuh buah dari hal-hal yang hidup, dan itu adalah Tuhan Yesus.
Saya berharap bahwa saya bisa menyampaikan kepada saudara pikiran dalam itu dalam hal ini, bahwa Tuhan Yesus telah benar-benar datang, diutus oleh Allah Bapa, tepat ke tengah-tengah kita, dan Allah berkata, “Engkau adalah satu hal dan Ia adalah seorang yang benar-benar berbeda dan sama sekali Lain! Engkau adalah itu, dan secara alami dalam kodrat dirimu sendiri, engkau tidak akan pernah menjadi apa pun selain itu, sehingga tidak ada gunanya engkau mencoba untuk memperbaiki itu!” Satu-satunya harapan bagi saudara adalah bahwa oleh iman – dengan iman yang hidup dan terus-menerus – saudara mentransfer pusat hidup saudara kepada Dia, dan, sebagaimana saudara mengambil roti untuk tubuh saudara, saudara, dalam iman dan dalam roh mengambil Dia untuk menjadi itu, di mana harapan saudara bersandar, rasa percaya diri saudara bersandar, saudara beristirahat pada apa Dia itu! “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu.” Roti ini, kemanusiaan yang sorgawi, Ilahi dan tak berdosa ini, adalah kemanusiaan kita oleh iman. Kita, oleh iman, diidentifikasikan dengan Dia saat kita menaruh iman kita dalam bertindak. Saudara lihat, saudara berada dalam kebutuhan, saudara lapar, saudara mungkin akan mati kelaparan. Seseorang datang dan menempatkan roti di depan saudara dan berkata, “Roti itu akan menyelamatkan engkau, roti itu akan menjadi hidup bagi-mu; roti itu adalah apa yang engkau butuhkan, engkau akan menemukan di dalam roti itu segala sesuatu untuk keselamatan engkau!” Dan saudara melihat roti itu; “Ya, aku percaya apa yang engkau katakan, aku percaya bahwa roti itu akan menyelamatkan-ku, roti itu akan melepaskan aku dari maut, roti itu akan menjadi hidup bagi-ku!” – dan saudara meninggalkannya di sana, dan saudara mati. Itu adalah penangkapan bersifat ajaran, saudara lihat, tetapi jika saudara benar-benar percaya sesuai dengan ide kepercayaan Perjanjian Baru, saudara tidak hanya berkata, “Ya, aku percaya apa yang engkau katakan!”, saudara akan mengambilnya, saudara bertindak berdasarkan keyakinan saudara, dan saudara mengambilnya dan saudara hidup.
Kita harus memiliki sesuatu yang lebih dari iman yang hanyalah bersifat ajaran, kita harus memiliki iman yang sesuai yang berkata, “Aku adalah ini, dan Tuhan Yesus adalah itu, sama sekali Lain, dan Allah berkata jika aku akan mentransfer dasar hidup-ku dari diriku sendiri kepada Dia dengan sengaja dan terus menerus setiap hari, aku akan dimerdekakan dari maut dan aku akan hidup,” dan kesaksian itu akan ada di sana! Mari kita meminta Tuhan semakin banyak untuk menguatkan kita dalam hal ini mengenai kita yang hidup terus-menerus berdasarkan apa Tuhan Yesus itu dari Allah bagi kita, dan untuk membuat kita berhenti selama-lamanya dari berburu di ladang kodrat kita yang terkutuk dan telah jatuh, untuk menemukan beberapa hal-hal baik.
Saya tahu apa itu yang saudara inginkan saat saudara mencari. Ini adalah untuk menjadi baik dalam diri saudara sendiri, untuk menjadi sama sekali merdeka dari yang alami, dari kodrat itu dan semua tanda-tandanya, untuk bebas dari semua itu, dan sesungguhnya apa yang saudara inginkan adalah kesempurnaan tanpa dosa di dalam diri saudara sendiri. Nah, jika pernah saudara mendapatkan itu dalam kehidupan ini, biarkan saya memperingatkan saudara, saudara akan berada dalam penipuan yang akan berarti bahwa seluruh pintu untuk pengembangan dan pertumbuhan rohani akan ditutup, karena kesadaran akan ketidak-layakan dan dosa kita yang menyeluruh di dalam diri kita sendiri, adalah suatu hal yang penting untuk perkembangan apresiasi kita akan Tuhan Yesus. Jika saudara datang ke akhir dalam salah satu hal-hal ini, rasa apresiasi kita akan Tuhan Yesus, di dalam diri saudara sendiri, itu akan menjadi akhir dari perkembangan rohani saudara.
Bagaimana kita akan mengenal Tuhan dalam kepenuhan yang terus bertumbuh? Bagaimana kita akan memiliki wahyu yang semakin membesar dan apresiasi yang semakin mendalam? Kita akan datang pada hal itu semakin kita, oleh pekerjaan Roh Kudus di dalam kita, menyadari betapa kita sangat membutuhkan Tuhan. Ketika saudara sudah mendapatkan ketuntasan dalam hal apa pun, saudara telah mengakhiri kebutuhan itu dan kebutuhan sangatlah penting untuk pertumbuhan. Jadi Tuhan berkata, “Berhenti berburu di ladang itu! Inilah ladang yang berbuah, inilah ladang yang hidup – Anak-Ku! Hidup di dalam Dia, tinggal di dalam Dia oleh iman!”
Saya tahu masalahnya yang segera timbul. Apakah tidak akan ada perubahan dalam diri kita sama sekali? Saya secara alami adalah seorang yang sangat pemarah. Apakah saya harus berkata, “Nah, aku seorang pemarah secara alami, aku akan selalu menjadi seorang pemarah secara alami, tapi Tuhan Yesus sangatlah bersifat baik, dan aku percaya bahwa sifat baik-Nya akan diterima oleh Tuhan bagi-ku?” itu adalah jenis masalahnya. Saya menggunakan amarah sebagai suatu gambaran, ini mungkin adalah hal lain apa pun. Itu bukanlah intinya sama sekali. Intinya adalah ini, bahwa saudara dan saya tidak akan pernah berubah dalam diri kita sendiri, tetapi semakin kita hidup pada Tuhan Yesus, apa Dia itu mengambil tempat diri kita sendiri, dan jika sewaktu-waktu, setelah lima puluh, enam puluh atau tujuh puluh tahun hidup sebagai orang Kristen, saudara meninggalkan dasar Tuhan Yesus, saudara akan menemukan temperamen buruk lama saudara di sana. Saudara tidak akan pernah dapat datang ke titik di mana saudara tidak lagi memiliki temperamen buruk jika saudara meninggalkan dasar Kristus saudara, dan satu-satunya cara kita melarikan diri dari apa diri kita ini adalah untuk hidup pada Dia. Ia menjadi itu, Ia berdiri di atas segala hal-hal ini, tapi kita tidak pernah menjadi selain dari kita dalam diri kita sendiri. Tapi di sini, tentu saja, muncul perbedaan besar antara jiwa dan roh, yang tidak akan kita bahas sekarang. Intinya adalah jalan menuju pengudusan, adalah iman dalam Tuhan Yesus. Ini adalah masalah membawa masuk makanan di mana terdapatkan maut dan maut diubah menjadi hidup melalui iman di dalam apa Dia itu. Tuhan membantu kita untuk melihat dan mengetahui arti hidup oleh Kristus, tidak untuk memiliki keberadaan, tidak menyeret keluar keberadaan menyedihkan di dalam ajaran, tetapi hidup oleh Kristus.
Sesuai dengan keinginan T. Austin-Sparks bahwa apa yang telah diterima secara bebas seharusnya diberikan secara bebas, karya tulisannya tidak memiliki hak cipta. Oleh karena itu, kami meminta jika Anda memilih untuk berbagi dengan orang lain, mohon Anda menghargai keinginannya dan memberikan semua ini secara bebas - tanpa d'ubah, tanpa biaya, bebas dari hak cipta dan dengan menyertakan pernyataan ini.